Penulis : Aditya: Ketua DPC GMNI Bangka Belitung
Menyingkap tabir sejarah jauh kebelakang sebelum Indonesia merdeka, masyarakat Bangka Belitung menggantungkan hidup pada hasil bumi dan laut.
Ratusan tahun terjaga hutan dan lautnya dengan beragam ritual adat berupa _sedekah gunung_ dan _sedekah laut._
Di daratan masyarakat gemar menanam “Sahang” atau yang biasa kita sebut “Lada”, sahang bangka terkenal sebagai rempah berkualitas tinggi yang tersohor hingga ke negeri sebrang dengan istilah “Muntok White Pepper”. Di Zaman kerajaan pada masa perdagangan lada menjadi komoditas utama yang bernilai tinggi di bumi Bangka Belitung, kilauan lada mengundang kedatangan belanda yang kemudian memonopoli perdagangan.
Masyarakat pesisir pulau Bangka Belitung begitu erat terjalin hubungan yang harmonis dengan laut, beragam ikan dan kerang menopang hidup masyarakat dengan pemanfaatan yang bijak tercermin pada ritual adat tahunan sedekah laut.
Lalu yang menjadi pertanyaank mendasar bagi kita adalah bagaimana kejayaan rempah dan kekayaan hasil laut bangka belitung saat ini?












