Liputansatu.com – Pendeta Saifuddin Ibrahim sedang diburu FBI dan polisi. Dia yang kini disinyalir tengah berada di Amerika Serikat menyebut tengah dalam pelarian dan berpindah-pindah kota setelah posisinya diketahui.
Pendeta Saifuddin Ibrahim dicari polisi dan FBI setelah diduga terlibat kejahatan penistaan agama salah satunya minta 300 ayat Al Quran dihapus.
“Jadi jangan jangan takut walalupun saya dalam pelarian dari kota ke kota sepertinya saya ini paranoid,” kata Pendeta Saifuddin Ibrahim seperti dikutip Hops.ID dari kanal Youtube Saifuddin Ibrahim pada Kamis, 7 April 2022.
Saifuddin mengaku ketakutan dalan pelarian berpindah-pindah kota
“Ya Paranoid juga karena diakal-akalin padahal di Amerika ini ya enggak ada urusan saya ini akan ditangkap oleh FBI saya lebih takut sama FPI (Front Pembela Islam) hehe al kadruniah itu,” lanjutnya.
Saifuddin Ibrahim pun menyebut jika dia kembali ke Indonesia maka keadaan akan lebih kacau. “Saya belum balik ke Indonesia saja sudah kacau, bagaimana saya kalau sudah ada di Indonesia ada di luar saja sudah ngeri ya,” tuturnya.
Saifuddin Ibrahim menyebut jika dirinya menyadari aparat kepolisian sudah merencanakan untuk menangkapnya. Hal itu, kata dia, dilakukan agar seolah-olah polis telah berhasil menangkapnya.
“Mereka sudah merencanakan untuk menangkap saya jadi kalau sampai di Indonesia mereka akan langsung menangkap saya seolah olah mereka bisa, oh berhasil menangkap padahal saya mau menyerahkan diri langsung ke Bareskrim (Polri),” jelasnya.
“(Ngapain) saya ditangkap saya bukan kriminal dan saya bukan penipu apa maksudmu? Haleluya,” lanjutnya.
Kemudian, Saifuddin Ibrahim pun menyebut jika yang menangkap dia adalah FBI maka dia akan diberi kesempatan untuk menelepon penasehat hukumnya.
”Tapi saya tahu FBI itu bukan polisi Indonesia, langsung diborgol bawa tapi kalau polisi di Amerika, dia nanya dulu, ‘oh entar ya saya telepon dulu lawyer saya,” terangnya
“Enggak berani langsung ditangkap kayak begitu seperti kalian bayangin polisi Indonesia itu, Polisi Amerika kok oh jangan hehe,” imbuhnya.
Saifuddin Ibrahim mengatakan tidak peduli meski banyak orang memframing dirinya seolah-olah memecah belah. “Oh Saifuddin Ibrahim itu pemecah belah bangsa, apa yang saya pecah belah justru dengan mengahapuskan yang 300 itu untuk membuat NKRI tetap langgeng tidak dihancurkan oleh kaum al Kadruniah ini nah itu saudara-saudara supaya tahu,” tegasnya.
Berharap pertolongan Yesus
Dia pun kini mengaku tengah menantikan Yesus. “Saya sedang menantikan Yesus itu, Yesus tolonglah saya dari pengejaran dan omongan kata-kata yang kasar dari kau mini Tuhan saya telah menjadi olok-olokan merka Tuhan, saya ngomong begitu terus hanya berharap sama Yesus ,” ungkapnya.
Meski kerap deg-degan dan khawatir karena dalam pelarian dia punya solusi. ”Jadi firman alkitab ini penghibur, saya selalu kalau lagi deg-degan lagi kuatir buka firman Tuhan, penghibur, menghibur diri, roh penghibur,” tandasnya.
Saifuddin Ibrahim pun menyatakan telah siap digrebek aparat atau FBI. “Kalau ada polisi ketuk pintu di depan, ‘Hei tunggu dulu waiting moment hahaha, tunggu dulu gua lagi siaran.’ Walaupun mungkin dia paksa dobrak pintu lalu dia ikat kaki saya, saya tetap khutbah ntar dulu, kan dia nggak bisa tutup mulut saya, masa mulut saya dijahit tidak bisa. Mahfud MD tidak bisa kamu menjahit mulut saya,” tegasnya.
Sumber: hops