Liputansatu.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan ada dua faktor penyebab banjir pesisir atau rob di pantai utara (Pantura).
Dua faktor tersebut yakni kondisi Perigee (jarak terdekat bulan ke bumi) dan juga peningkatan pasang air laut bersamaan dengan gelombang tinggi.
“Jadi penyebabnya dua tadi, memang bersamaan dengan perigee dimana itu berdampak peningkatan pasang maksimum dan pasang harian juga lalu bersamaan dengan adanya kondisi peningkatan ketinggian gelombang yang terjadi di utara Jawa Tengah,” ungkap Koordinator Bidang Informasi Meteorologi Maritim BMKG, Andri Ramdhani saat dihubungi melalui sambungan telepon dikutip dari idxchannel.com, Rabu (25/5/2022).
“Jadi dua fenomena bersamaan yang terjadi ya, yaitu yang meningkatkan intensitas meluasnya banjir pesisir yang ketinggiannya juga bervariasi,” paparnya.
Andri pun mengungkapkan bahwa banjir rob yang cukup luas dan tinggi di kawasan pantura ini bukan banjir rob yang terbesar.
“Saya kira tidak ya, waktu sebelumnya juga pernah terjadi juga ya.”
Andri mengatakan banjir rob di pantura ini merupakan fenomena berulang, mengingat karakteristik elevasi pantura yang rendah. Sehingga, ketika terjadi kenaikan air laut maka akan terjadi banjir rob.
“Ini sebetulnya suatu yang berulang, utamanya penyebabnya secara karakteristik di Pantura ya itu pantainya kan elevasinya rendah ya, jadi kalau ada kenaikan sedikit saja akan banjir rob ya,” paparnya.
“Namun ini karena ada juga dibarengi ketinggian gelombang di waktu yang sama dan memperparah banjir yang terjadi,” ungkap Andri.
Andri mengatakan pihaknya telah memprakirakan bahwa puncak rob ini akan terjadi pada 25-26 Mei 2022, dan setelahnya akan menurun.
“Kurang lebih puncaknya di 25, 26 Mei ya. Setelahnya akan menurun, tentu ini juga disamping itu juga update terus, itu dari pantauan kami.”