Liputansatu.com – Banjir melanda Malaysia menyebabkan 22.000 orang dievakuasi diseluruh wilayah yang terkena banjir, diketahui banjir yang terjadi kali ini merupakan banjir terparah yang pernah terjadi di negeri Jiran tersebut.
Seperti dilansir AFP, Minggu (19/12/2021) hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di Malaysia terjadi sejak Jumat (17/12) lalu. Akibatnya, sungai-sungai meluap hingga menenggelamkan banyak daerah perkotaan dan memutus jalan-jalan utama, membuat ribuan pengendara terlantar.
Dalam situs resmi pemerintah tercatat hampir 22.000 korban dievakuasi dari delapan negara bagian. Sebagian besar di antaranya, lebih dari 10.000, berada di negara bagian Pahang.
Hujan deras sejak Jumat (19/12) menyebabkan sungai meluap, merendam banyak daerah, dan memutus sejumlah jalan utama.
Di Selangor, lebih dari 5 ribu orang meninggalkan kediaman mereka.
“Di Selangor, situasinya seperti ‘kejutan’ musim hujan, karena jarang terjadi banjir di Selangor,” ujar Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob, pada Sabtu (18/12) malam, melansir AFP.
Situs resmi pemerintah bahkan memperlihatkan bahwa tinggi air melebihi tingkat atau batas berbahaya di enam negara bagian tengah dan timur laut pada Minggu (19/12) pagi.
Puluhan rute bus di dalam dan sekitar ibu kota Malaysia pun telah dibatalkan. Sejumlah layanan perjalanan kereta api menuju kota pelabuhan Klang dihentikan.
Meski hujan telah mereda di beberapa daerah, namun Departemen Meteorologi mengingatkan bahwa hujan diprediksi akan terus berlanjut di sejumlah wilayah di Pahang.
Dilansir dari Channel News Asia, sejumlah warga di Kabupaten Petaling dan Klang di negara bagian Selangor, tak bisa kembali ke rumah usai bekerja pada Jumat malam akibat banjir di Malaysia. Jalan menuju rumah terendam banjir akibat hujan deras yang terjadi sejak pagi. Mereka pun terpaksa menginap di mobil.
Di kotapraja Setia Alam di Shah Alam, jalan utama yang menghubungkan Meru ke Bukit Raja telah terendam banjir sedalam 2 hingga 3 meter sejak Jumat malam.
Salah satu warga, Mohd Faizol Adzhar Mohd Mohtar, 34, mengatakan dia terpaksa tidur di mobil pada Jumat malam karena jalan terputus. “Saya meninggalkan kantor saya di Kuala Lumpur pada pukul 21.30 tadi malam dan saya berhenti untuk istirahat makan malam karena lalu lintas padat. Sesampainya di Setia Alam sekitar tengah malam, saya menemukan semua jalan menuju rumah saya tergenang air,” katanya.
Lebih dari 66.000 orang personel dikerahkan dari polisi, tentara dan pemadam kebakaran untuk membantu menyelamatkan korban banjir. Menurut Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yakoob, korban banjir telah dibawa ke tempat penampungan.
Banjir di Malaysia biasa terjadi selama musim hujan tahunan antara Oktober dan Maret, terutama di pantai timur negara itu. Tapi hujan yang dimulai pada Jumat pagi dan berlanjut hingga Sabtu adalah yang paling buruk di negara bagian barat Selangor. Negara bagian ini adalah wilayah terkaya dan terpadat di Malaysia, di sekitar ibu kota Kuala Lumpur.