Liputansatu.com – Peristiwa gerakan 30 September 1965 atau G30S menjadi suatu tragedi nasional yang memberikan dampak besar bagi negara Indonesia. Kemarin (29/09/2021) dalam kanal youtube Karni Ilyas Club, mantan presiden Indonesia Lawyers Club itu mengundang Purnawirawan TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Pada tahun 2017, saat masih menjabat sebagai Panglima TNI, Gatot memerintahkan untuk pemutaran film Pembertontakan G30S PKI setiap tanggal 30 September.
“Tujuannya adalah bukan untuk mendiskreditkan, tetapi peristiwa tersebut agar diketahui generasi muda, agar kita tidak terprovokasi lagi, terpecah-pecah lagi. Kalau kita tidak ingatkan, dalam kondisi seperti ini, orang tidak tahu bahwa ada gerakan-gerakan yang mengadu domba,” katanya kepada wartawan usai berziarah di makam Presiden Suharto di Astana Giribangun, Selasa (19/9/2017).
Kemudian, tadi malam (29/09/2021) dalam bincang-bincang yang dilakukan bersama Karni Ilyas, Jurnalis senior itu diawal perbincangannya langsung melayangkan pertanyaan kepada Gatot tentang Paham Komunis.
“Mengapa pak Gatot tiba-tiba bicara tentang Diorama yang ilang tersebut, bahkan mengatakan paham Komunis menyusup ke TNI?” ucap Karni.
Pertanyaan itu dijawab dengan santai tapi terdengar tegas oleh Gatot.
“Kita tahu, saaat ini rakyat lagi susah karena Covid, janganlah elit pemerintah maupun elit militer membuat suasana masalah kebangsaan. Jadi tentang Diorama itu, bagaimanapun juga mengusik rasa kebangsaan saya sebagai Purnawirawan TNI”. Ucap Gatot
Menurut Gatot, Partai Komunis Indonesia (PKI) sejak awal selalu menentang Soekarno-Hatta dalam upaya kemerdekaan RI. Pada Kala itu (Masa Awal Kemerdekaan), TNI Angkatan Darat kurang waspada sehingga menganggap PKI itu sama dengan Partai-Partai lain, namun ternyata PKI berkhianat.
“Strategi PKI itu adalah dia mendekati kekuasaan, setelah dekat dengan kekuasaan dia akan menggulingkan dan mengambil kekuasaan, kalau tidak (berhasil), dia bergerak ‘dibawah tanah’, senyap untuk masuk disemua lini” ucap Gatot dalam Video berduasi hampir setengah jam itu.
Sambung Gatot, “sejak berakhirnya reformasi, sudah tidak adalagi Letsus, jadi kan bisa saja (PKI) masuk, perkara orang lain mengatakan saya salah, saya harus menghargai itu, tapi bagi saya, saya harus memberikan Warning agar semuanya bersiaga, jangan sampai peristiwa kelam ini terulang kembali”.
Peristiwa G30S PKI 56 tahun silam, merupakan peristiwa pelik dan kelam bangsa Indonesia. Wajar saja, jika masyarakat dan pemerintah menjadikan PKI adalah organisasi terlarang. Pembunuhan dan pembantaian yang dilakukan oleh PKI tidak akan pernah dilupakan oleh bangsa kita, dan diabadikan dalam Pendidikan Sejarah untuk generasi-generasi penerus bangsa. FA_