Liputansatu.com – Kecelakaan maut menimpa pengemudi wanita terjadi di ruas tol Palembang-Lampung (Tol Trans Sumatera Palembang-Kayu Agung).
Pengemudi yang diketahui bernama Febi itu meninggal dunia akibat mobilnya mengalami kecelakaan setelah menghindari jalan berlubang berukuran sekitar 50 cm dan dalam sekitar 15-20 cm
“Iya, korban meninggal dunia. Korban awalnya menghindari lubang dengan cara menghindar ke kiri, kemudian kendaraannya jenis Brio hilang kendali, lalu oleng. Korban terpental 15 meter dari lokasi lubang itu (di Tol Palembang-Kayu Agung),” kata Kasat Lantas Polres Ogan Ilir AKP M Alka, Sabtu (8/1/2022).
Alka mengatakan peristiwa itu terjadi pada Jumat (7/1) sekitar pukul 17.34 WIB. Kecelakaan itu terjadi saat korban melaju mengendarai minibus bernopol BG-1649-KF di jalur dua Tol Palembang-Kayu Agung Km 362 (dihitung dari Bakauheni-Palembang).
Berdasarkan kartu identitas yang ditemukan di lokasi kecelakaan, korban diketahui merupakan mahasiswi di universitas swasta di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
“Kejadiannya sore menjelang malam kemarin, sebelum Magrib. Saat itu korban hendak pulang dari Palembang ke rumahnya di Kayu Agung. Korban lewat di jalur dua diduga dengan kecepatan tinggi. Di TKP korban bertemu lubang yang ukurannya sekitar 50 cm dan dalam sekitar 15-20 cm. Korban laka tunggal,” terangnya.
Saat hendak menghindari lubang, korban banting setir ke kiri hingga menabrak median jalan. Korban meninggal dunia saat hendak dievakuasi ke rumah sakit (RS).
“Setelah hilang kendali lalu oleng ke kanan, korban menabrak median pembatas jalan, pengemudi terkeluar dari kendaraannya. Akibat dari laka lantas tersebut, pengemudi mengalami luka benturan di kepala dan dada, lalu meninggal dunia pada saat perjalanan ke Rumah Sakit Hermina Jakabaring,” ungkapnya.
Pengelola tol memberikan penjelasan soal lubang dan jalan bergelombang di ruas tol yang juga dikeluhkan warga.
“Kalau kita dari sisi pengelola jalan tol tentunya harus mematuhi standar pelayanan minimum, itu sudah kita lakukan. Namun satu hal kenapa di jalan tol bisa terjadi ini (kecelakaan), itu dalam kondisi cuaca curah hujan yang cukup tinggi dan juga overdimension dan overloading (ODOL), itu yang menyebabkan kondisi jalan cepat rusak,” kata Manajer Operasi Waskita Sriwijaya Tol, Sabdo Hari Mukti
Pihak tol tak mau menyebut bahwa satu-satunya penyebab kecelakaan adalah kerusakan lubang dan jalan bergelombang. Dia mengatakan kecepatan mobil di jalan pun perlu jadi pertimbangan.
“Kami juga turut berdukacita terkait kondisi korban dan keluarga korban. Namun kecepatan (pengemudi) juga berpengaruh dalam hal ini (kecelakaan),” terangnya.
Dia pun tidak memastikan soal lubang di tengah jalan tersebut. Baginya, ada beberapa kondisi yang membuat sering terjadi lubang di ruas tol.
“Kita tidak bisa langsung mendeteksi ada lubang di tengah jalan, karena memang kondisi hujan dan juga lalu lintas kendaraan yang berbeban berat, jadi itu yang membuat susah diprediksi tiba-tiba ada jalan yang rusak,” ujarnya.