Liputansatu.com – Tahun baru berganti, namun hal yang kurang mengenakkan kembali terjadi untuk kesekian kalinya. Sebelumnya, data ratusan ribu pasien yang disinyalir milik dari Kementerian Kesehatan mengalami kebocoran, kali ini giliran data dari Bank Indonesia (BI) dilaporkan mengalami kebocoran.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) merespon terkait adanya kebocoran data Bank Indonesia (BI).
Juru Bicara Kemkominfo Dedy Permadi mengapresiasi langkah Bank Indonesia yang telah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk melakukan upaya verifikasi, pemulihan, audit, dan mitigasi sistem elektronik BI.
Dedy juga meminta para Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) lainnya yang mengalami gangguan keamanan pada sistem elektronik untuk dapat melakukan koordinasi dengan BSSN.
BSSN sendiri menjadi lembaga yang berwenang untuk merekomendasikan implementasi teknik keamanan siber, menerapkan ketentuan teknis siber, serta kewenangan lain terkait yang diatur oleh peraturan perundang-undangan.
“Kementerian Kemkominfo sesuai amanat peraturan perundang-undangan akan terus melakukan pengawasan komitmen dan keseriusan PSE dalam melindungi data pribadi yang dikelolanya dengan memerhatikan kelayakan dan keandalan sistem pemrosesan data pribadi baik dari aspek teknologi, tata kelola, dan sumber daya manusia,” ujar Dedy dalam keterangan pers, Jumat (21/1).
Dikabarkan sebelumnya, peneliti keamanan dark web yang dikenal sebagai Dark Tracer mengungkap kejadian kebocoran data BI ini.
Data-data itu dikatakan sebagai hasil retasan kelompok peretas, geng ransomware Conti.
BSSN telah membenarkan adanya kebocoran data yang menimpa BI. Namun yang bocor dipastikan bukan data kritikal.
Juru Bicara BSSN Anton Setiawan mengatakan serangan tersebut sudah dilaporkan oleh pihak BI pada 17 Desember 2021.
Kedua pihak langsung melakukan koordinasi untuk melakukan mitigasi terhadap insiden tersebut.
“Tim BSSN dan BI melakukan verifikasi terhadap konten dari data yang tersimpan. Data yang tersimpan diindikasikan merupakan data milik Bank Indonesia cabang Bengkulu,” kata Juru Bicara BSSN Anton Setiawan secara terpisah.