Liputansatu.com – Perusahaan teknologi asal Jepang, Sony memutuskan untuk menghentikan seluruh pengiriman konsol PlayStation, peluncuran game, hingga menyetop distribusi perangkat lunak gaming ke Rusia.
Perusahaan teknologi yang bermarkas di Jepang itu menyebut, keputusan dilakukan tidak lain untuk mendorong perdamaian di Ukraina, seperti dilansir dari The Verge, Kamis (10/3/2022).
“Sony bergabung dengan komunitas global dalam menyerukan perdamaian di Ukraina,” kata juru bicara Sony, Joe Taraborrelli dalam sebuah pernyataan resmi.
“Kami telah menangguhkan semua pengiriman perangkat lunak dan perangkat keras, peluncuran Gran Turismo 7, dan pengoperasian PlayStation Store di Rusia,” tambahnya.
Tidak hanya memberikan sanksi ke Rusia, Sony juga mengumumkan akan mnyumbang USD2 juta atau sekitar Rp28,5 miliar kepada Komisaris Tinggi PBB untuk disalurkan kepada para korban perang di Ukraina.
Dalam pengumuman terpisah, Bungi, perusahaan yang saat ini dalam proses akuisisi oleh Sony juga menyebut game Destiny 2 yang dikembangkan olehnya juga tidak akan bisa dibeli oleh para gamers di Rusia dan Belarusia.
Meski demikian, mereka dapat tetap mengakses konten yang sudah dibeli dan diunduh sebelumnya.
Dengan ini, Sony resmi bergabung dengan perusahaan lain yang telah lebih dulu memberikan sanksi kepada Rusia. Posisi Sony kini sama dengan Activision Blizzard, Epic Games, EA, Microsoft, CD Projekt Red, Ubisoft, dan Take-Two.