Liputansatu.com – Cuaca Ekstrem yang melanda sebagian besar willayah Indonesia khususnya provinsi Sulawesi Selatan yang diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan berlangsung selama empat hari Kedepan (20-23 Februari 2022).
Warga Kota Makassar dan sekitarnya diimbau tetap mewaspadai potensi cuaca buruk hari ini, Selasa (22/2/2022). Dikutip dari akun instagram BMKG Sulawesi Selatan @bmkgsulsel memperkirakan masih akan turun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang sepanjang hari.
Cuaca buruk juga berpotensi terjadi di sebagian wilayah Sulawesi Selatan. Antara lain wilayah Parepare, Barru, Pangkep, Maros, Gowa, Takalar, dan Selayar.
“Waspadai potensi hujan sedang–lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang,” bunyi prakiraan cuaca yang diterbitkan prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, Agusmin, Senin (21/2/2022) dikutip dari idntimes.com.
View this post on Instagram
Seperti diketahui, memang sejak Minggu (20/02/2022) intensitas hujan di Wilayah kota Makassar memang sangat meningkat. Hal ini tentu berdampak terjadinya genangan air dibeberapa ruas jalan Kota Makassar.
Menurut hasil analisis BMKG, prospek kondisi dinamika atmosfer menunjukkan adanya potensi peningkatan curah hujan di wilayah Sulsel. Masyarakat diimbau waspada.
“Himbauan kepada masyarakat dan pengguna layanan transportasi darat/laut/udara agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana hidrometeorologi pada tanggal 20-23 Februari 2022,” bunyi peringatan dini yang diteken Kepala Balai Besar BMKG Wilayah IV Makassar Irwan Slamet, Jumat (18/2/2022).
Pada 20-23 Februari 2022, BMKG memperkirakan sejumlah daerah di Sulsel mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Anomali suhu laut di Selat Makassar bagian Selatan, Perairan Selayar, dan Teluk Bone bagian Selatan bernilai positif sehingga menambah massa uap air di wilayah Sulsel.
Pada masa tersebut, kelembaban udara lapisan atas hingga ketinggian 500 mb diprakirakan dalam kondisi basah (70-100 persen).
Dampak dari tingginya curah hujan adalah potensi banjir atau genangan, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, keterlambatan jadwal penerbangan/pelayaran, dan meluapnya tambak budidaya.