Liputansatu.com – MAKASSAR-Jajaran Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Makassar menerapkan Bio Security Maximum saat memeriksa hewan ternak yang masuk ke sejumlah pelabuhan yang ada di wlayah kerja (wilker) balai ini di Sulawesi Selatan (Sulsel). Langkah ini dilakukan sebagai upaya pencegahan masuknya penyakit menular pada ternak termasuk penyaki mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak yang berasal dari luar Sulsel.
Salah satu pintu masuk hewan ternak seperti sapi dan kuda yang berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah di wilker Pelabuhan Bungeng di Kabupaten Jeneponton. Ada ratusan ekor hewan ternak yang masuk melalui pelabuhan ini setiap pekannya.
Kepala BBKP Makassar, Lutfie Natsir SH MH,, mengatakan pihaknya menyiagakan petugas selama 24 jam di pelabuhan ini. “Jadwal kapal yang masuk itu tidak terikat waktu. Ada yang masuk siang tapi ada juga yang merapat subuh atau tengah malam. Makanya petugas kami harus siap 24 jam,” kata Lutfie, Senin (22/08/2022).
Menurut Lutifie, tim BBKP melakukan penyemprotan disenfektan pada hewan ternak dan yang ada di atas di kapal atau perahu. Sementara petugas kesehatan hewan kembali melakukan pemeriksaan pada hewan ternak tersebut.
“Jadi kami juga menyiagakan petugas para medis hawan yang melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Kalau ada hewan yang ditemukan sakit maka langsung dikaranrtina dan diobati,” ujar Lutfie.
Selama ini pihak BBKP Makassar juga melakukan koordinasi dengan aparat Pemkab Jeneponto melalui Camat Batang bersaa jajaran TNI/Pori (Polsek dan Koramil) serta pihak Pelabuhan Bungeng,
Selain di Jeneponton, pelabuhan yang masuk dalam wilker BBKP Makassar adalah Pelabu han Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Paotere di Kota Makassar serta pelabuan di Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Bone, dan Sinjai.