Liputansatu.com – Negeri kita memiliki potensi mineral yang tinggi dan peringkat indeks daya tarik investasi yang terus ditingkatkan, Indonesia layak menjadi tujuan pada sektor pertambangan. Bahkan Indonesia memiliki harta karun terbesar ke enam didunia.
Berdasarkan data Booklet Bauksit 2020 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang dikutip pada Rabu (6/10/2021), Indonesia memiliki cadangan bauksit nomor enam terbesar di dunia, artinya Indonesia berperan penting dalam penyediaan bahan baku bauksit dunia dengan jumlah produksi pertambangan terhadap dunia sebesar 16 juta ton.
Dikutip dari idxchannel.com, secara global, cadangan bauksit indonesia sebesar 4% dari total cadangan dunia. Selain itu, produksi bauksit indonesia sebesar 4,3% dari total produksi dunia. Jika dibandingkan dengan Negara lain di dunia, produksi alumina indonesia sebesar 0,77 % dari total produksi dunia, produksi alumunium indonesia sebesar 0,37% dari total produksi alumunium dunia, dan nilai konsumsi alumunium indonesia sebesar 1,54% dari total konsumsi dunia.
Bauksit itu sendiri nyatanya dapat diolah menjadi bangunan dan konstruksi, peralatan mesin, tranportasi, kelistrikan, kemasan, barang tahan lama, dan lain-lainnya. Indonesia memiliki jumlah cadangan bauksit mencapai 1,2 miliar ton atau 4% dari cadangan bijih bauksit dunia yang sebesar 30,39 miliar ton.
Peluang investasi dalam sektor pertambangan bagi Indonesia yakni melihat wilayah greenfield bauksit yang masih luas, potensi cadangan yang besar dan peluang industri hilir penggunaan bauksit yang masih dibutuhkan, Indonesia adalah pilihan yang menarik untuk dilakukan pengembangan investasi pada sektor pertambangan bauksit.
Selain Indonesia, pemilik cadangan bijih bauksit terbesar di dunia yaitu Guinea mencapai 24%, lalu Australia menguasai 20%, Vietnam 12%, Brazil 9%, dan Jamaika diperingka ke lima dengan cadangan bijih bauksit sebesar 7%.
Produksi Bijih bauksit di indonesia sebesar 16,6 juta ton, dimana bijih bauksit tersebut di ekspor sebesar 16,1 juta ton dan bijih bauksit yang di supply dalam negeri untuk pengolahan alumina sebesar 2,9 juta ton.
Kemudian, produksi Alumina di indonesia sebesar 1,1 juta ton dimana Alumina (SGA dan CGA) di ekspor sebesar 1,08 juta ton (SGA : 1,06 juta ton dan CGA : 51,8 ribu ton) dan alumina yang di supply dalam negeri untuk pemurnian alumunium sebesar 27 ribu ton (SGA) dan yang langsung ke industri seperti kertas, detergen, kabel, dan lainnya sebesar 19 ribu ton (CGA).
Produksi alumunium di indonesia sebesar 250 ribu ton dan diperlukan impor alumina (SGA) sebesar 458 ribu ton. Kebutuhan Alumunium indonesia sebesar 1 juta ton dan produksi alumunium di indonesia hanya sebesar 250 ribu ton sehingga dibutuhkan impor alumunium sebesar 748 ribu ton.
Adapun sumberdaya dan cadangan bauksit Indonesia terbesar berada di pulau Kalimantan, tepatnya di provinsi Kalimantan Barat. Kalimantan memiliki sumberdaya (SD) Bijih sebanyak 3.131 Juta ton, SD Logam sebanyak 1.241 Juta ton, Cadangan (CD) Bijih sebanyak 2.357 Juta ton, dan CD Logam sebanyak 703 Juta ton.
Selain Kalimantan, Pulau Sumatera juga memiliki SD Bijih sebanyak 655 Juta ton, SD Logam sebanyak 109 Juta ton, CD Bijih sebanyak 511 Juta ton, dan CD Logam sebanyak 36,8 Juta ton. Sedangkan di Pulau Jawa hanya memiliki SD Bijih sebanyak 90.7 Juta ton.